Sekali waktu cobalah selingi konsumsi karbohidrat Anda dengan nasi dari beras merah atau beras hitam. Meski terasa aneh di lidah, bahan pangan itu sangat menyehatkan.
Beras merah dan beras hitam memang berbeda dari beras putih yang biasa kita konsumsi. Dua bahan pangan itu diyakini mengandung lebih banyak nutrisi dan merupakan penangkal radikal bebas yang tangguh. Sayangnya, lidah kita belum terbiasa mengonsumsinya.
Beras merah atau brown rice adalah beras yang tidak digiling atau setengah digiling, jadi bisa dikatakan whole grain atau berbutir utuh. Beras ini mempunyai rasa sedikit seperti kacang dan lebih kenyal dari beras putih. Meski lebih cepat basi, beras merah lebih bernutrisi.
Di beberapa negara di Asia, dulu beras merah banyak dikaitkan dengan masa kemiskinan atau masa perang. Bahan pangan jenis ini jarang dikonsumsi kecuali oleh orang yang sedang sakit, manula, dan penderita sembelit. Namun kini beras merah banyak dicari karena kandungan gizinya.
Khasiat beras merah bagi kesehatan telah dikenal sejak tahun 2800 SM. Para tabib zaman itu percaya bahwa beras merah memberi efek medis yang menenangkan. Penulis-penulis Asia Timur pun menyatakan beras merah mampu mengusir penyakit karena keseimbangan alamiahnya.
Khasiat beras merah juga dibuktikan para ilmuwan masa ini. Mereka menyatakan, makanan ini merupakan sumber antioksidan yang baik. Adalah pigmen antosianin yang menghasilkan antioksidan. Selain terdapat pada beras merah, pigmen antosianin juga terdapat pada buah-buahan yang berwarna merah.
Tekan Diabetes Bagi penderita diabetes, nasi beras merah bisa menjadi alternatif karena bisa menekan risiko penyakit tersebut. Baru-baru ini peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard (HSPH) di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa mengonsumsi dua porsi atau lebih nasi dari beras merah per minggu, bisa mengurangi risiko diabetes. Padahal jika makan lima porsi atau lebih nasi putih per pekan bisa meningkatkan risiko penyakit itu.
Tekan Diabetes Bagi penderita diabetes, nasi beras merah bisa menjadi alternatif karena bisa menekan risiko penyakit tersebut. Baru-baru ini peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard (HSPH) di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa mengonsumsi dua porsi atau lebih nasi dari beras merah per minggu, bisa mengurangi risiko diabetes. Padahal jika makan lima porsi atau lebih nasi putih per pekan bisa meningkatkan risiko penyakit itu.
Peneliti memperkirakan, mengganti 50 gram nasi putih (atau sepertiga dari jumlah porsi sehari-hari) dengan beras merah dalam jumlah yang sama, akan menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 16 persen.
Jika beras putih diganti biji-bijian lain seperti gandum, risiko tersebut bisaturun lebih banyak lagi, yaitu 36 persen.
Ini merupakan penelitian pertama yang secara khusus menguji beras putih dan beras merah dalam kaitannya dengan risiko diabetes di Amerika, kata Qi Sun sang peneliti. Studi ini dimuat dalam edisi online di situs jurnal Archives of Internal Medicine, 14 Juni lalu.
Kandungan selenium dalam beras merah juga berperan dalam mencegah kanker dan penyakit degeneratif lainnya. Kemampuannya dalam mengubah peroksida menjadi komponen tidak beracun, menjadikan selenium berpotensi mencegah kanker dan penyakit degeneratif lainnya.
Pakar dari Arizona Cancer Center telah meneliti efek selenium yang terkandung di dalam beras terhadap 1.312 penderita kanker kulit. Setengah dari jumlah mereka diberikan suplemen selenium sebanyak 200 mikrogram sehari.
Pakar dari Arizona Cancer Center telah meneliti efek selenium yang terkandung di dalam beras terhadap 1.312 penderita kanker kulit. Setengah dari jumlah mereka diberikan suplemen selenium sebanyak 200 mikrogram sehari.
Hasilnya, mereka yang diberi selenium memiliki risiko menderita kanker prostat, kolorektal, serta paru-paru, 63, 58, dan 46 persen lebih rendah dibandingkan yang tanpa suplemen.
Selenium diduga juga berkaitan dengan penyakit gondok. Kadar selenium yang rendah dapat menurunkan pembentukan hormon T3 (triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) yang berperan dalam pertumbuhan tubuh. Akibatnya, pembentukan tiroksin rendah dan timbul penyakit gondok.
Selenium diduga juga berkaitan dengan penyakit gondok. Kadar selenium yang rendah dapat menurunkan pembentukan hormon T3 (triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) yang berperan dalam pertumbuhan tubuh. Akibatnya, pembentukan tiroksin rendah dan timbul penyakit gondok.
Peran selenium tidak sebatas itu saja. Orang yang tidak mengonsumsi selenium akan mengalami penurunan aktivitas enzim glutation peroksidase, sehingga badannya jadi lemah dan merasa nyeri otot berlebih.
Beras merah juga mampu mencegah sembelit karena mengandung banyak fiber dan selulosa. Kandungan fiber yang tinggi juga membuat seseorang lebih kenyang dan tidak mudah lapar sehingga cocok untuk pola diet. Namun efek tersebut tergantung dari kebiasaan pengkonsumsi dan dicuci atau tidaknya beras merah tersebut sebelum dimasak.
Daripada beras putih, beras merah juga lebih unggul kandungan vitamin dan mineralnya. Beras merah mengandung vitamin B1 (thiamin) lebih tinggi ketimbang beras putih.
Adapun kandungan mineral yang paling menonjol pada beras merah adalah kalsium dan fosfor.
Kekurangan thiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung. Jika tingkat defisiensinya berat, menyebabkan penyakit beri-beri.
Adapun kandungan mineral yang paling menonjol pada beras merah adalah kalsium dan fosfor.
Kekurangan thiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung. Jika tingkat defisiensinya berat, menyebabkan penyakit beri-beri.
Nah, tidak ada ruginya kan menyelingi konsumsi nasi putih dengan nasi merah.
Anda penasaran dan ingin mencoba?? Hubungi saya di 085646310048, atau bisa komen langsung di postingan saya ini.
>> Untuk sementara ini hanya melayani daerah kota Malang dan sekitarnya <<
Anda penasaran dan ingin mencoba?? Hubungi saya di 085646310048, atau bisa komen langsung di postingan saya ini.
>> Untuk sementara ini hanya melayani daerah kota Malang dan sekitarnya <<
Source : http://hanifa93.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar